Kategori Produk
- Alat peraga edukasi (1)
- Alat peraga edukasi paud (1)
- Alat peraga edukasi TK (1)
- Alat peraga edukatif (3)
- alat peraga edukatif bahan alam (2)
- alat peraga edukatif daur ulang (2)
- alat peraga edukatif paud (2)
- alat peraga edukatif TK (2)
- Alat peraga pembelajaran (2)
- Alat peraga pendidikan (1)
- Alat permainan anak (1)
- Alat permainan cerdas (1)
- Alat permainan edukatif (1)
- Balok (58)
- Drama (5)
- Imtaq (5)
- Kreatifitas (11)
- mainan anak (2)
- mainan anak edukatif 2 tahun (1)
- mainan anak edukatif umur 3 tahun (1)
- mainan anak tk (1)
- mainan bayi (1)
- mainan edukasi untuk anak 2 tahun (1)
- mainan edukatif anak 2-3 tahun (1)
- mainan edukatif anak 3 tahun (1)
- Musik (2)
- Penunjang Tema (9)
- permainan anak (1)
- permainan edukasi (1)
- permainan edukasi balita (1)
- Permainan pendidikan anak TK (1)
- Persiapan (34)
- Psikomotorik (14)
- Puzzle (6)
- Sarana Kelas (10)
Cara Pembayaran

Jasa Pengiriman

Diberdayakan oleh Blogger.
link populer
Add URL search engines
SonicRun.com
web giant
SubmitAsite Search Engine submission - FREE Submission to the top Search Engines and Directories
http://websquash.com/submit-48hours.php?id=7227809
Add Url at Pingmyurl.com
Add Url at Pingmyurl.com
AddPro.comSearch
Engine Optimization
Free Blog
< / a>
Free Search Engines Submission
Add Url at Pingmyurl.com
Ping search engines.

Critic.net
z35W7z4v9z8w
z35W7z4v9z8w
http://critic.net/
0 ms
AddPro.comSearch Engine Submission AddPro.comSearch Engine Optimization


Blackjack advice and tips by Webeden
ART SEARCH Directory: Add Your Art Site! Free URL submissions
http://www.artsearch.us
US ART JOBS: Arts , culture, education, museum theatre and library careers
http://artjobs.artsearch.us

APRESIASI YANG MENDIDIK
Dunia Paud yang masih identik
dengan bermain. Dimana bermain akan membentuk karakter anak. Anak akan belajar
berperilaku jujur, menghargai, sopan santun dan lain-lain. Dengan karakter
positif tersebut akan membantu guru dalam memberikan apresiasi positif dari
guru. Alat Permainan Edukatif/APE
membantu guru dalam memberikan apresiasi terhadap perilaku anak, baik perilaku
positif maupun negatif.
Pertama : Apresiasi dan sanksi adalah kebutuhan manusia
Secara tabiat, semua manusia
menyukai apresiasi (imbalan), karena apresiasi menguatkan perasaan bahwa
seseorang telah berlaku benar, memunculkan rasa dalam bahagia jiwa, dan
memunculkan rasa bahwa ia disukai secara sosial.
Biasanya perasaan semacam inimuncul
ketika seorang sedang meraih kesuksesan Dan
jika diteliti lagi, akan kita dapatkan bahwa perasaan ini salah satunya dipicu
oleh reputasi sosial yang baik, dan ungkapan kekaguman dari orang-orang terdekat, seperti ayah, ibu, dan guru. Guru
adalah orang luar yang paling dekat dengan seorang anak. Ketika di sekolah, posisinya
menempati kedudukan orang tua sianak dalam hal pembinaan dan pengajaran. Dengan
demikian ia pun memiliki posisi strategis dalam memberikan hadiah dan ganjaran
kepada muridnya tersebut, sebagai wujud dukungan dan motivasi belajar
sehari-hari.tau suatu prestasi.
Kedua: Meragamkan Jenis Apresiasi dari Sekolah, Bukan Menguranginya
Penampilan wajah guru yang ceria
dan penuh senyum, goreskan nilai skor nilai yang dituliskan di atas buku
latihan dan lembaran tes, kata-kata pujian seperti “bagus sekali”, “pintar
sekali kamu”, “hebat sekali”, baik sekali”, dsb, atau dengan menuliskan warna
murid yang berprestasi dipapan tulis, atau dengan memberi kue atau permen,
semua itu merupakan bentuk apresiasi yang sangat berharga dan membanggakan anak
didik. Bahkan lebih dari itu, akan menundukung munculnya sikap positif dan
proaktif murid terhadap proses pembelajaran.
Selanjutnya
dengan menampilkan air muka yang masam dan datar, memberi skor yang rendah pada
bukku latihan dan lembar tes – tanpa tambahan kata-kata “lemah” atau kurang
baik sebab meruntuhkan rasa percaya dirinya, semua itu menjadi suatu hukuman
yang berguna untuk memperbaiki kesalahan dalam proses pembelajarannya. Bahkan
dibeberapa negara lain, sistem pendidikan mereka telah menghapuskan pemberian
skor-skor nilai untuk tingkat sekolah dasar, cara evaluasi yang mereka lakukan
hanyalah dengan menunjukkan dimana letak kesalahan dan kebenaran yang dihasilkan
seorang murid. Agar dengan cara itu, ia bisa memperbaiki kekurangan nya tanpa
harus terpengaruhi oleh tingkatan-tingkatan skor diantara teman-temanya. Dan
kalaupun guru harus memberikan skor, maka skor tersebut d tuliskan dalam map
khusus, atau file pribadi milik murid yang bersangkutan. Untuk d tunjukkan
kepada orang tua atau walinya saat d butuhkan.
Ketiga: Hukuman (sanksi) adalah cara untuk menghentikan perilaku
negatif
Harus dibedakan dalam menempatkan
hasil perilaku murid di sekolah yang berada dibawah kewenangan peraturan dengan
kesalah murid yang sifatnya individu.
Sesungguhnya
anak-anak adalah buah hati kita. Mereka datang ke sekolah membawa latar
belakang keluarga yang berbeda dan kondidi lingkungan masyarakat yang beragam
tingkatnya. Bahkan merekapun membawa berbagai pengaruh sosial yang tak dapat
disamakan. Oleh karena itu, semua latar belakang ini menuntut seorang guru agar
bisa memposisikan dirinya sebagai orang tua yang penuh kasih, pendidik yang
mulia, pemimpin yang lihai, dan dokter yang ahli. Sehingga semua sikap guru
tersebu. Dapat menghantarkan muridnya untuk melangkah mengikuti teladan yang d
contohkannya, baik dari segi kebersihan, kerapian, dan penampilan yang baik,
hingga kepada sikap proaktif dalam mengikuti proses pembelajaran.
Keempat: Memotivasi Semangat Belajar dengan Ganjaran
Perselisihan
pendapat mengenai sanksi pukulan yang dianggap sebagai slah satu cara pembinaan
disekolah secara khusus, dan dimasyarakat serta keluarga secara umum, telah menempatkan
para guru pada satu posisi yang membimbangkan disaat mereka harus memberikan
hadiah atau menjatuhkan suatu sanksi.
Hal
tersebut dikarenakan image yang sudah tertanam, bahwa jika pukulan ditiadakan
maka itu sama saja telah meniadakan hukuman. Jika hukuman ditiadakan maka apa
gunanya hadiah dan apresiasi. Kebimbangan itu terus merundung mereka, padahal
sebenarnya ini bukanlah perkara yang membimbangkan, justru sangat jelas.
Kelima: Pukulan Hanyalah Salah Satu Cara
Sangsi
pukulan hanyalah bagian yang sangat kecil dari berbagai cara menerapkan
tindakan hukuman. Mereka yang memiliki ukuran bahwa hukuman hanyalah pukulan,
berarti telah menghapus usaha-usaha pembinaan. Karena dengan demikian mereka
telah mempersempit yang luas, yaitu pembinaan, dan memperluas yang sempit yaitu
pukulan. Mereka utamakan penggalan kecil atas suatu yang angat besar. Padahal,
pukulan hanyalah sepenggal tindakan yang terikat oleh banyak syarat, terbatas
oleh banyak tahapan, dan hanya bisa disahkan dengan beberapa kondisi yang
menuntut. Pukulan hanyalah salah satu cara yang digunakan jika kondisi yang
menuntut. Pukulan hanyalah salah satu cara yang digunakan jika kondidi memaksa,
dalam proses pendidikan.
“Hukuman
adalah gerbang terakhir dalam proses pembinaan. Dampak yang ditimbulkan adalah
kepribadian yang terpuruk, yang hidup dalam kegaulan dan kecemasan, bahkan
kegagalan. Sesungguhnya tindakan kita menghukum seorang anak kecil dengan
pukulan, adalah bukti kegagalan kita sebagai manusia dewasa dalam memilih cara
yang tepat untuk membina mereka, bersentuhan dengan jiwa mereka, dan
mengarahkan mereka kepada perilaku yang terpuji.” Untuk info lebih lanjut APE dapat menghubungi: 081335091462, 085649603286, 08175403038
Cara Order
Kirim email ke abud.dhi2@gmail.com atau sms ke no. 08175403038 sertakan jenis order anda (nama barang/kode barang, nama anda, email anda dan no. telp).
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Alamat
HP: 085649603286, 08175403038, 081335091462
,
PIN BB: 270E145A
,
alamat: Jalan Candi Panggung Barat 01 A,Lowokwaru, Malang, Jawa Timur, Indonesia
,
0 komentar:
Posting Komentar